KUNJUNGAN MUSEUM
GEOLOGI BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu
Tugas Mata Kuliah “Ilmu Tanah”
Dosen Pengampu : Atak Tauhid, Ir., MP.
Disusun Oleh:
Asep Sandi Rupias 24031415102
Revi Arsi 24031215085
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat karunia,
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun laporan hasil praktikum ini sehingga
selesai pada waktunya.
Laporan
yang berjudul “Laporan Kunjungan
Musem Geologi Bandung” ini disusun dan dibuat
berdasarkan materi dari berbagai sumber, baik dari kunjungan ke museum tersebut, media
internet, maupun buku. Kemudian selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktikum ilmu Tanah, pembuatan laporan ini
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. kami
mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfa’at untuk kita semua.
Ucapan
terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Garut, Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................................................. ii
BAB
II PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengamatan Sejarah Bumi ................................................................................. 3
2.2 Obyek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia ........................ 8
2.3 Obyek Pengamatan Batu – Batuan Dan Mineral .................................. 9
2.4 Obyek Pengamatan Barang Tamabang / Minyak Bumi ................ 11
2.5 Obyek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala ............................ 11
BAB
III PENUTUP............................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 14
3.1. Saran .............................................................................................................................. 14
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar beakang
Pada bab ini membahas tentang penelitian secara umum, yang
diawali dengan suatu tinjauan mengapa perlu mempelajari penelitian, apa manfaat
penelitian bagi mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan dengan definisi penelitian.
Definisi ini perlu diketahui untuk memperoleh pemahaman penelitian dengan baik,
sehingga dapat dipahami arti dan manfaat dari suatu penelitian. Pembahasan
dilanjutkan dengan memberikan suatu pengertian, serta beberapa karakteristik
dari metode ilmiah. Metode ilmiah perlu diketahui karena ini merupakan prosedur
atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah.
Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa suatu penelitian
itu harus dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria
yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah.
Selanjutnya pembahasan membicarakan beberapa tujuan yang akan dicapai dalam
melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas masalah paradigma
penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana
peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan
untuk menjawab masalah penelitian.
1.2
Tujuan
a.
Untuk
mengetahui Pengamatan Sejarah Bumi (Museum Geologi).
b.
Untuk
mengetahui Obyek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia.
c.
Untuk
mengetahui Obyek Pengamatan Batu – batuan dan mineral.
d.
Untuk
mengetahui Obyek Pengamatan Barang Tamabang / Minyak Bumi.
e.
Untuk
mengetahui Obyek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala.
1.3
Manfaat
Manfaat dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dapat
mengetahui yang telah di tulis di tujuan diatas.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengamatan Sejarah Bumi (Museum Geologi)
a.
Sekilas tentang Museum Geologi Bandung
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum
ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International
Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali
dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23
Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen
bersejarah, Museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan
peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi
geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu
dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
b.
Awal Pembentukannya Sejarah Bumi
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan
gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan
berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun
seolaholah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar
terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalangumpalan
yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses
pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang
jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula
sebagian dari planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang
ditinggalkan, itulah yang disebut Bulan atau Satelit. Kejadian tersebut memakan
waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi
setelah berjuta-juta tahun yang lalu. Sesudah Bumi bertambah dingin, berubahlah
gas tersebut menjadi cairan dan lamakelamaan bagian luarnya makin padat
sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan serta
makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar memiliki ketebalan ±
1.200 km. Menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai
oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).
Sesudah Bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya,
bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya
terdiri atas unsurunsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat
lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling
dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing
bagian dapat diketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena
gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada
lapisan tersebut.
Pada jaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4 yaitu
sebagi berikut:
a)
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum
(Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian
berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang
lazim disebut kraton/perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira
3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan
Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma
(bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil
Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
b)
Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa
Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini
kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
(enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes
ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal,
yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan
Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
c)
Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah
Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh
kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan
cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas
adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan
Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya
pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian
Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih
berupa benua-benua kecil yang terpisah.
d)
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang
(hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang
yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut),
Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga
berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa.
Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai
menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman
ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada
di antaranya.
Masa Protozoikum merupakan masa perkembangan hidrosfer dan
atmosfer, pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel
tunggal menjadi bersel banyak. Menjelang berakhirnya masa ini organisme yang
lebih kompleks jenis invetebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur,cacing, dan
koral mulai muncul dilaut dangkal.
c.
Zaman Kapur (terbentuknya gunung Kapur) dan adanya binatang
Dinosaurus dan adanya kehidupan manusia
a)
Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada
zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini
Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit
punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk
yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika
menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang
raksasa.
b)
Adanya binatang
Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman
Kambrium adalah Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit
keras. Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung
banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini
tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan
air yang hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa
Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun. Anggapan yang menyebabkan
binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian
besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut:
(a)
Pada Masa Kambrium
Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa
lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam
zaman geologi yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan
barang-barang pecah-belah.
(b)
Setelah Prakambrium
Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak
mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar. Dengan
menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna
Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
Ø Fauna kambrium bawah
Masih
bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di
dunia (Trilobit Olenellus).
Ø Fauna kambrium tengah
Sudah
terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik
sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
Ø Fauna kambrium atas
Daerah
fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik
bercirikan Olenus.
(c)
Karbon
Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon
bebas di pelbagai bagian dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat
berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan
pegunungan; hal-hal inilah yang menyebabkan zaman karbon dapat dikenal dengan nyata.
Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan
pembentukan pegunungan. Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas;
adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim
kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan
adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta
tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan batu
bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.
Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon
mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan
lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di
mana karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai
karang/koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/
sumbar batu) lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.
(d)
Adanya Kehidupan Manusia
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es
(jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan
Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan
Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra
Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang
dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia
Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna
yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup
sekarang.
TABEL
SEKALA WAKTU GEOLOGI
2.2
Obyek Pengamatan Di Gunung Berapi Di Indonesia
a.
Proses Terjadinya Gunung berapi
Gunung berapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng
yang terus menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang
gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai
hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil
manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu
ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur
oleh endapan vulkanik.
Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah
benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk
akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi
akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat
terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan
awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi
dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua
factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta
lokasi dan kejadian gunung api.
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama
pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang
timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th
terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin
secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut
terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.
2.3
Obyek Pengamatan Batu – Batuan Dan Mineral
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi
satu.Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral.Lapisan lithosphere di bumi
terdiri dari batuan. Sedangkan mineral adalah substansi yang terbentuk karena
kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia.
Batuan (Rocks) adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya
tersusun oleh kumpulan atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih.
Batuan yang dibentuk oleh berbagai jenis dan susunan mineral dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu batuan beku (igneous rocks), batuan endapan (sedimentary
rocks), dan batuan malihan (metamorphic rocks).
a.
Pengelompokan Batuan
a)
Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil pembekuan
magma. Magma adalah massa batuan dalam keadaan cair, bersuhu sangat tinggi
(1000o - 2000oC). Komposisi mineral batuan beku tidak selalu sama
dengan magma asalnya karena ada kemungkinan bereaksi dengan batuan yang dilalui
atau diterobos.
b)
Batuan Beku Dalam (Intrusive Rocks)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terjadi dari magma
yang membeku di dalam bumi.Batuan beku dalam ada berberapa macam bentuk, yaitu
batolit, lakolit, diatrema, gang, dan urat.
c)
Batuan Beku Luar (Extrusive Rocks)
Batuan beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi
dari magma yang membeku di permukaan/luar bumi.Magma yang mengalir ke permukaan
bumi melalui lubang kawah gunungapi disebut lava.Magma yang keluar permukaan
bumi masih mempunyai suhu yang tinggi yaitu 800ohingga 1200o C.
d)
Batuan Sedimen
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari hasil
proses pelapukan, erosi, pengangkutan dan pengendapan dari batuan yang sudah
ada, baik batuan beku, sediment maupun batuan metamorf. Batuan sedimen yang
terbentuk melalui proses-proses ini dinamakan batuan sdimen klastik.
e)
Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang merupakan hasil
ubahan dari batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat
tinggi dalam waktu yang cukup lama. Batuan
metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan sediment maupun batuan metamorf
sendiri.
Batuan metamorf yang sangat terkenal antara lain : Marmer ( merupakan ubahan dari batu gamping ), Batu Sabak ( merupakan
hasil ubahan dari batu lempung ) dan Kwarsit ( merupakan ubahan dari kwarsa ).
b.
Mineral
Mineral adalah benda alam yang bersifat homogen dan
mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu. Sifat fisik mineral antara lain :
warna, cerat, kilap, kekerasan, belahan, pecahan, berat jenis, struktur dan
sifat optik. Sifat kimia mineral antara lain kandungan unsur atau senyawa
kimia.
Mineral pembentuk batuan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a.
Mineral Utama
Mineral utama sebagai penyusun utama batuan antara lain :
kuarsa (SiO2), felspar (ortoklas KalSiO2 dan plagioklas (Na,Ca) AlSi3O8) , mika (muskovit KAl2(OH)2(AlSi3O10) dan
biotit K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10) ), amfibol (Ca2 (MgFeAl)3 (OH)2 (SiAl14O11)2,
piroksen (Ca (MgFe)(SiO3)2 ((AlFe)2O3), olivin (FeMg)2SiO4), kalsit (CaCO3),
grafit (C).
b.
Mineral Tambahan
Mineral tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai
tambahan, berasal dari hasil pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit
(Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10) yang berasal dari metamorfose mineral biotit,
amfibol, dan piroksen.
c.
Mineral Penyerta
Mineral penyerta berfungsi sebagai penyerta di dalam batuan,
terdapat dalam jumlah sangat sedikit di dalam batuan, antara lain magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3).
2.4
Obyek Pengamatan Barang Tamabang / Minyak Bumi
Emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan
Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186
miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3
gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawah tanah
aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas
Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada
tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta
dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik.
2.5
Obyek Pengamatan Gunung Kapur Raja Mandala
a.
Peristiwa Terbentuknya Gunung Kapur
Peristiwa terbentuknya gunung kapur karena adanya Gejala
pergerakan kerak bumi yang disebut dengan
diastropisme. Diastropisme
terjadi karena ada tenaga endogen. Apakah akibat dari tenaga endogen? Akibat
tenaga endogen adalah terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi
menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung seperti pegunungan, dan
gunung-gunung berapi, serta berbentuk cekung seperti laut, dan danau. Kerak bumi terdiri dari dua macam,
yaitu:
a)
Kerak
benua
b)
Kerak
samudera
Kerak benua, contohnya
kerak benua Eropa dan Asia (disebut Eurasia), kerak benua Afrika, kerak benua
Amerika Utara, kerak benua Amerika Selatan. Kerak samudera, contohnya kerak
samudera Hindia, kerak samudera Pasifik, kerak samudera Atlantik.
Kerak benua disebut juga
sebagai lempeng benua, sedangkan kerak samudera disebut pula lempeng
samudera. Lempeng samudera tertekan
oleh magma yang ada di bawahnya, sehingga ada bagian membubung (naik). Bagian
tersebut dinamakan pematang tengah samudera. Tekanan terus menerus
berakibat lempeng samudera tertekan dan
bergerak menuju ke lempeng benua. Rata-rata pergerakannya sekitar 10 cm/tahun.
Akibatnya lempeng samudera bertumbukan dengan lempeng benua. Akibat tumbukan
tersebut ada bagian-bagian yang terangkat menjadi pegunungan.
Wilayah-wilayah dunia yang
merupakan pertemuan lempeng ditandai dengan banyaknya deretan pegunungan. Perbukitan kapur adalah contoh permukan bumi
yang terangkat. Pada mulanya perbukitan kapur berasal dari dasar laut. Oleh
karena ada tekanan dari dalam bumi, maka dasar laut terangkat hingga di atas
permukaan laut. Adanya proses erosi dasar laut yang terangkat tersebut kemudian menjadi perbukitan. Senyawa
kimia yang terkandung di dalam Gunung kapur yaitu Ca ( kalsium ), C ( karbon ), O ( oksigen ), H ( hydrogen ).
Perbukitan yang ada di
Padalarang ( Gunung
Kapur Rajamandala )
tersusun oleh batuan utama berupa batuan gamping yang terbentuk dalam kurun
waktu sangat lama, bisa sampai 20-30 juta tahun. Didalam batuan gamping itu
terdapat jutaan fosil binatang laut yang sekaligus menjadi saksi bisu yang
menggenangi kawasan tersebut puluhan juta tahun yang lalu ketika Oligosen
sampai Miosen awal.
b.
Reaksi Batu Sedimen Kapur :
Pada saat mengunjungi gunung kapur Rajamandala kami
melakukan percobaan batu kapur di tetesi HCL pekat yang kemudian batu tersebut
mengeluarkan busa dan sedikit berasap, ini karena :
CaCO3 + HCl pekat --> CaCl2 + CO2(g) +H2O.
Batu kapur termasuk dalam
batuan sedimen kimiawi, yang merupakan batuan sedimen yang terbentuk jika dalam
proses pengendapan tersebut terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan,
oksidasi dan dehidrasi. Contohnya hujan yang terjadi di gunung kapur. Air hujan
yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada batu gamping (CaCO3).
Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau
Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu akhirnya sampai ke atas gua kapur. Tetesan
air kapur tersebut membentuk stalaktit di atas gua dan stalagmit di dasar gua.
Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat adanya pelarutan dan penguapan H2O
dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut
disebut batuan sedimen kimiawi.
CaCO3 + CO2 + H2O -->
Ca(HCO3)2.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Museum Geologi berdiri pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini
telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation
Agency). , Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI,
Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.
Pada jaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4 yaitu
sebagi
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu), Masa
Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu), Zaman Kambrium (590-500 juta
tahun lalu) dan Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu) pada zaman - zaman
inilah bumi terbentuk sampai sekarang.
Gunung
berapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak
jutaan tahun lalu hingga sekarang dan gunung berapi terbentuk pada empat busur,
yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi
benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah
samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang
terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Batuan
adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.Bisa terdiri dari satu atau
lebih mineral.Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari batuan. Sedangkan
mineral adalah substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari proses
geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia, Jenis jenis batuan dapat di
kelompokan menjadi batuan sedimen. Batuan endapan, batuan metamorf.
Peristiwa
terbentuknya gunung kapur karena adanya Gejala pergerakan kerak bumi yang
disebut dengan diastropisme
3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat memprbaiki laporan selanjutnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
semoga bermanfa'at
BalasHapusMantaaps gann, lanjutkan!!
BalasHapusSiap
BalasHapus